Wednesday, October 22, 2008

renungan kloset

Kamar kotak bersekat dengan ukuran yang tak lebih dari 2x2, tempat menghempaskan beban. Termasuk beban hidup dan pekerjaan. Merenung sambil berpikir. Dimana ketenangan dan ketegangan bisa jadi satu. Hari ini gw melakukan ritual 'renungan kloset' dua kali!
Pertama gara2 diajak ngobrol mas dudi tentang anak, disuruh cepet2 nikah dan punya anak. Beberapa hari yang lalu juga nyokap ngajak ngobrol tentang itu, trus kemaren sepupu gw yang ceramah. Kenapa ya kok akhir2 ini sering banget digituin? gw suka beralibi 'im even not yet 2
2!!' eh malah kena balesan 'yah kenapa nggak?..blablabla..' Udah deh mending diem kalo digituin. Semua jawaban pasti salah.
Merenung dikloset. Balik bertanya ke diri sendiri 'when will i get married? is anybody out there was made special for me?' 'kids, make world perfect, how's that feel to have any of them ya?' silly question, yeah i know.
Flush
Gak lebih dari 3 jam kemudian, gw balik lagi, di sekat yang sama, menunduk, terdiam dan menangis. Berusaha menangis sepelan mungkin, mengeluarkan semua perasaan kecewa. Karena sebuah asa atas masa depan tiba2 melayang, hanya melalui sebuah kabar sms. Masa depan yang tergadai (bagus juga buat judul), besok deh gw tulis cerita lengkapnya.
Kali ini tanpa flush. Tapi menghabiskan berlembar2 tissu (maafkan aku greenpeace..)
Selesai. Tangis dan sesalnya selesai sudah.
Begitu saja. Tiap kali merasa perlu berbicara dengan diri sendiri, gw pasti melakukan ritual sakti itu. Mendengarnya berbicara dan berkeluh kesah. Setelah itu beban lebih terasa ringan walaupun belum tentu garansi bahagia tergenggam ditangan.



Merenungi hidup lebih dalam yang semoga tidak semakin kelam..

No comments: