Tuesday, January 27, 2009

oh no!!

..oh no, I think im in love with you.. oh no, im hoping you want me to.. so please don’t let me down.. oh no!!


Damn, kenapa tiba-tiba jadi salting+deg2an yah berdiri disebelah dia? Perasaan kemaren-kemaren nyantai aja kok jadi keringetan dan grogi gini sih. Ah itu Cuma perasaan doang kok (tarik napas, mensugesti diri sendiri).
Kaku, didepan dia saya jadi kalem banget entah karena males ngomong atau emang gak nemu bahan obrolan yang pas. Bolak-balik seliweran gak jelas, pingin ngajak ngobrol tapi bingung mau ngobrolin apa, belum lagi nanti ada orang-orang yang mengawasi (well, its just my thought.. im a ‘lebay’ person remember?). Tau ah..!!

“hari ini lo cerah banget deh, hayoooo lagi kenapa?” seorang teman penuh senyum jahil bertanya, dengan dahi berkerut saya menyahut “ah masa? Perasaan biasa aja, gara-gara udah gak ada deadline kali ya.. kan dari kemaren gw lembur mulu”. Lagi-lagi tatapan dan senyum jahil itu berkata “yang bener.. ah jangan-jangan karena abis ketemu si itu yaaa” saya langsung mengelak, pastinya! Beda gimana wong yang punya diri aja gak ngerasa ada perubahan apa2, asal deh (garuk-garuk kepala).
Huff.. akhirnya hari ini selesai, hari yang berat walaupun gak lagi dikejar-kejar deadline, ah saya emang lagi aneh (lebih aneh dari hari2 biasa maksudnya, PUAS?!)

Seminggu kemudian, ah gila kali ini bukan kaku lagi saya speechless!!
Begini kira-kira percakapan kami

Saya: gimana? Oke gak? Jadi nih?
A: jadilah..
Saya: well, good then.. ah tapi jangan-jangan lo ngambil gara-gara gw, hahahaha (tawa tergaring dalam hidup saya)
Kami tertawa hambar dan death air (baca: diam)
A: mm.. tuh kan gw lupa mau ngomong apa
Saya: gw cakep, itu kan maksud lo? Hehehe (tertawa lebih garing dari sebelumnya, kerupuk dan emping kalah garing deh, hiks!)
A: tadinya sih.. untung gw lupa, hahaha
Diam.. sampai akhirnya dia pamit pulang.

Saya lagi kenapa sih? Masa dia yang biasa saya jutekin, cerewetin+marah2in kok bisa bikin saya jadi deg2an dan speechless gini. Aduuuuh..!

Jadi inget adek saya, siang itu jauh sebelum peristiwa ‘kaku dan speechless’ ini menyerang tiba-tiba nyamperin saya dan ngasih komentar sableng bukan main pas saya lagi enak dan lahap makan siang depan TV

Adek: eh lo inget si A temen lo gak? yang waktu itu maen ke rumah.. gw setuju tuh dia jadi kakak ipar gw
Saya: (tersedak) heh? apa dong..! anak muda jaman sekarang ngomongnya aneh2
Adek: yeh, beneran tauuu.. gw setuju lo ama dia, kalo yang lain2 (temen2 cowok saya yang pernah gak sengaja apes maen ke rumah) gw gak setuju
Saya: gini ya bow.. gw sama dia tuh temenan, gada apa2.. lagian dia uda punya cewek tau!! (senyum penuh kemenangan, berharap dia diem)
Adek: ah kata siapa lo? menurut gw, kayanya dia suka ama lo (gayanya mirip ki joko gendeng)
Saya: kata dia.. jeh! Sotoy luh kan yang kenal ama dia gw bukan lo (ngeloyor pergi sejauh-jauhnya)

Ah apa iya saya suka sama dia? Enggak ah, ini pasti efek shock karena udah lama gak ketemu. Tapi kalo iya, emang kenapa? Ah gak.. pokonya gak boleh!!
mm.. tau ah, bodo amat!



I’ll let it go, but if its grow I’ll let it flow.. simple aja sih (nyontek gaya omongan anak muda jaman sekarang, hehe)

Monday, January 19, 2009

perenungan dari sebuah imel

Pagi ini saya iseng buka2 imel (jarang dibuka karena memang dibuat untuk kepentingan yang sangat2 pribadi saja). Honestly, imel ini dibuka juga karena saya lagi kerepotan nyari lagu kiriman "someone" yang sudah dicari dibeberapa imel yang lain tapi gak ada (widih kesannya ada puluhan imel berbeda). Sebenernya lagunya gak spesial2 amat, cuma lagi kangen banget sama lagu2 itu dan setelah nguprek-uprek (agak dramatisir sebenernya.. wong isi imelnya gak terlalu banyak kok, hihi)trus tiba2 mata saya terpaku pada satu imel dari seorang teman (ehm! tiba2 pingin batuk..) judul imelnya MADRASAH CINTA (yayaya.. saya agak, well sangat ge-er pas baca judulnya) langsung saya klik dan begitu saja air mata saya menetes..
Karena saya baik (hahaha.. penyakit narsisnya kambuh!) ini saya copy-paste isi imelnya


MADRASAH CINTA

Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah? Sudah pasti jawabannya adalah kehamilan. Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, seberat apa pun langkah yang mesti diayun, seberapa lama pun waktu yang kan dijalani, tak kenal menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan; "positif".

Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya. Seringkali ia bertanya; menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedih atau bahagiakah ia di dalam sana? Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika mati pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia. Rasa sakit pun sirna sekejap mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran. Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar.

Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak-anak. Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak-anak. Si kecil baru saja berucap "Ma…" segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada didaftar telepon. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka. Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan.

"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil. Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang, ia urung membeli baju untuknya dan berganti mengambil baju untuk anak. Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil. Meski pun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak.

Disaat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas, periksalah catatannya. Di kertas kecil itu tertulis: 1. Uang sekolah anak, 2. Beli susu anak, … nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.

Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan menjadi babby sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran. Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya, ia terus pun mendongeng.

Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke kampus. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar saat baru saja memasuki rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam dekapannya itu sudah menjadi orang dewasa yang bisa membeli makan siangnya sendiri di kampus.

Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan. ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau anakku?"

Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir. Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "bila ibu meninggal, ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil dipangku kalian". Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari salah satu anaknya. "Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang shalih sejak kecil," ujarnya.

Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibu lah madrasah cinta saya, sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran: cinta. Sekolah yang hanya ada satu guru: pecinta. Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: yang dicinta.

Bayu Gawtama
Pecinta yang dicinta



Untuk si pengirim imel, makasih ya mas atas jawaban2 yang selalu berusaha 'menjawab' pertanyaan dari kegelisahan hati (halah! bahasanya sok pujangga gimana..)
I know u always that good.. sekali lagi makasih ya mas (sukurin sekarang gantian aku panggil mas.. hehe dia baca blog ini gak ya??)



Mencintai ibu dan menjadi ibu yang mencinta dengan sepenuh hati..

Wednesday, January 14, 2009

inspirasi

either inspire or being others inspiration..
Buat saya hal paling menyenangkan adalah ketika saya terinspirasi, tidak peduli hal apa yang bisa membuat saya terinspirasi dan untuk apa saya menggunakan inspirasi tersebut. Setiap hal bisa menjadi inspirasi, misalnya saat saya keluar kantor dengan rasa lelah yang amat sangat dan begitu melihat lembayung langit sore yang mengintip dibalik gedung2, saya langsung terinspirasi membuat puisi.

Atau saat diperjalanan pulang kantor, sambil bercanda karena salah jalan (nyasar) seorang AD (baca. Account Director) sambil cengengesan bilang "tau gak, gw tuh termasuk orang yang ndablek (keras kepala) karena sering nyasar tapi biar gitu gw gak kapok nyetir sendiri. Dan setelah bertahun2 gw cari pembenaran alasan yang rasionable kenapa gw begitu, adalah karena hidup merupakan kesalahan maksudnya, ketika lo salah pasti ketika mengambil keputusan untuk langkah selanjutnya pingin bener, dari situ kita belajar dari kesalahan sebelumnya.. kaya pacaran pas putus ya cari yang baru, yang jauh lebih baik dan belajar bagaimana membina yang baru ini supaya bisa lebih baik.."
Dan dari situ pikiran saya benar2 terbuka, tentang apa sebetulnya makna kehidupan. Belajar, seorang manusia akan terus belajar sampai akhirnya Tuhan memutuskan ia sudah pantas lulus dari ujian dunia dan akhirnya Ia panggil, berpindah ke kehidupan yang jauh lebih bahagia.

Ada saat yang.. menurut saya agak aneh ketika mendengar orang lain bilang "lo tuh inspiratif banget deh" "makasih ya sudah membuka pikiran gw dengan pemikiran lo yang sangat berbeda" atau "say something and make me inspire by you"
hahahaha.. saya cuma tertawa malu mendengar hal tersebut (dalem hati teriak2 "is it true? yeees!! but unfortunately no, they only joking.. damn!" hehe).
Saya merasa aneh ketika orang lain memberikan komentar positif tentang apa yang saya pikirkan, tulis dan utarakan (mungkin jiwa saya sudah terlalu kebal karena terbiasa dicela jadi dipuji2 gimana juga gak ngaruh, hihi).

Inspirasi, entah memberi atau diberi adalah ketika kita membiarkan diri ini menjadi manusia yang memiliki hati manusia. Tidak berhenti mendengar, melihat dan merasa sebagai manusia.
Semalam saya kembali terinspirasi dan hal ini pula yang membuat saya memposting tulisan ini. Saya pulang dengan segunung lelah dipundak dan disertai gerutu2 tentang pekerjaan. Ia yang dengan sabar mendengar saya bercerita hingga akhirnya jatuh terlelap, ketika terbangun saya sudah terbungkus hangatnya selimut. Cinta dan kasih sayang yang sungguh tak pernah berhenti hingga kapan pun..


I wishing to be like you one day, love u mom..!!

Wednesday, January 7, 2009

doa yang tertulis..

Beberapa waktu kemaren sempet browsing2 dan nemu ini diblog salah seorang temen baru, mariana. A great woman with great pray, I thought why dont I copy-paste this into my blog (pasti atas seijin ke si mbaknya juga).
Kenapa tulisan ini sangat menarik?
yah well, somehow entah kenapa belakangan banyak sekali orang2 disekitar yang mulai membicarakan tentang pernikahan (konsep, cara menjalani, dst).
Trus mulai bertanya2 sendiri "kenapa gw harus nikah? trus kalo udah nikah harus gimana? lagian siapa ya yang mau2nya nikah sama gw?" (jawaban2 nya akan ada dalam posting selanjutnya y, doakan cepat memposting sebelum kepala ini akhirnya meledak, hihi lebaaaay!!).
Tapi tulisan berikut ini juga sekaligus bikin aku sadar, if u wishing and pray for a good one u have to be a good person first . Remember this "orang baik berjodoh dengan orang baik, begitu sebaliknya".
Usaha untuk kesitu sudah mulai terlihat meningkat dengan tambah menambah ilmu either dari buku, pengajian2, atau ngobrol2 sama yang umurnya lebih banyak.. (hihi, gak enak kalo harus nulis 'tua').
Sudahlah jangan berpanjang lebar (karena panjang lebar adalah haknya para ahli matematika, ohyeee??!) here's the pray..


Aku berdoa untuk seorang pria, yang akan menjadi bagian dari hidupku
Seorang pria yang sungguh mencintai-Mu lebih dari segala sesuatu.

Seorang pria yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau
seorang pria yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk-Mu.

Seorang pria yang mempunyai hati sungguh mencintai dan haus akan Engkau
dan memiliki keinginan untuk mentauladani sifat-sifat Agung-Mu.

Seorang pria yang mengetahui bagi siapa dan untuk apa ia hidup, sehingga hidupnya tidaklah sia-sia
seorang pria yang mempunyai hati yang bijak bukan hanya sekedar otak yang cerdas.

Seorang pria yang tidak hanya mencintaiku tetapi juga menghormatiku
seorang pria yang tidak hanya memujaku tetapi dapat juga menasehati ketika aku berbuat salah
seorang pria yang mencintaiku bukan karena kecantikanku tetapi karena hatiku.

Seorang pria yang dapat menjadi sahabat terbaikku dalam tiap waktu dan situasi
seorang pria yang dapat membuatku merasa sebagai seorang wanita ketika di sebelahnya.

Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya
seorang pria yang membutuhkan do’aku untuk kehidupannya
seorang pria yang membutuhkan senyumanku untuk mengatasi kesedihannya
seorang pria yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Dan aku juga meminta .

Buatlah aku menjadi seorang perempuan yang dapat membuat seorang pria itu bangga
berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintai-Mu, sehingga aku dapat mencintainya
dengan cinta-Mu, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku

Berikanlah sifat-Mu yang lembut sehingga kecantikanku datang dari-Mu bukan dari luar diriku
Berikan aku tangan-Mu sehingga aku selalu berdoa untuknya.

Berikanlah aku penglihatan-Mu sehingga aku dapat melihat
banyak hal baik dalam dirinya dan bukan hal buruk saja
Berikanlah aku mulut-Mu yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaan-Mu dan pemberi semangat,
sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari, dan aku dapat tersenyum padanya setiap pagi.

Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan
“Betapa besarnya Engkau karena telah memberikan kepadaku
seorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna”.

Aku mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat
dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kau tentukan.

Amien.


Makasih ya mariana.. semoga kita cepat bertemu dengan 'dia' yang sering kali tersebut dalam doa diatas, amin!!!

Monday, January 5, 2009

"bahagia"

Seseorang ditanya tentang makna arti kata kebahagiaan, “kebahagiaan adalah tawa”. Namun ketika ia tertawa sendirian pada suatu pagi saat istrinya baru saja dikuburkan minggu lalu, ia merasakan sebagai tawa yang paling menyedihkan sepanjang hidupnya. Tawa yang sepi, mengguncang “kebahagiaan adalah kebersamaan” katanya lirih. “kebahagiaan adalah menemukan seseorang untuk dipeluk saat kau menangis – berbagi perih bersamanya. Dan, kesedihan adalah saat kau harus tertawa sendirian.”
--
Kebahagiaan tak semakna dengan uang, mobil mewah atau rumah bertingkat. Kita mungkin tak memilikinya, tetapi tak berarti kita tak memiliki kebahagiaan. Kebahagiaan memiliki makna terasendiri yang khas. Setiap orang memiliki kebahagiaannya sendiri-sendiri. Everybody’s happy in his own way..
Bagiku, kebahagiaan adalah ketika mendapatimu tersenyum karena kehadiranku. Kebahagiaan adalah mengetahui bahwa ketika aku merindukanmu, kau juga merindukanku. Kebahagiaan adalah ketika aku menyadari bahwa aku tak menjalin jejaring cinta sendirian, tetapi juga bersamamu.

( a cat in my eyes, Fahd Djibran)


Kebahagiaan, sebuah kata yang maknanya sangat absurb, definisinya sangat bergantung pada pribadi si penjawab. Aku sendiri setuju dengan Fahd, bahwa kebahagiaan tidak setimpal jika dibandingkan dengan materi, ia memiliki makna yang jauh diatasnya.
Bagiku, kebahagiaan adalah ketika aku bisa melihatnya tertidur pulas, mendengar kedamaian dari setiap degup jantungnya, melihat senyum dimata senjanya, merasakan kehangatan dari tubuh yang mulai renta serta kulit yang mulai mengeriput..
Kebahagiaanku adalah mereka.. orang tua, keluargaku.

dan satu hal yang harus diingat bahwa kekayaan tidak pasti mendatangkan kebahagiaan, rasa syukur pada Tuhan akan apa yang terjadi dan apa yang diberi pada hidup-lah menjadikan seseorang bahagia. Bahagia karena lebih ikhlas menerima dan percaya akan datangnya sesuatu yang jauh lebih baik jika bersyukur dan terus berusaha..


I do believe things happen for reason