Thursday, June 25, 2009

bocah tua pun masih ingusan

Sms ditengah malam saya kirimkan ke beberapa teman yang saya pikir bisa memberi petunjuk dari kegelisahan akan beragam pertanyaan.

Have you ever afraid of future, being mature and getting old?
Losing people around you loved. Decide then failed. In love then broke up.
Tired to hopping and praying, have you??


Send

Sempat terpikir untuk berhenti menjalani proses menjadi dewasa, melepas tanggungan atas semua beban dan kesalahan ditangan dan terus melanjutkan hidup. Ketika semua keputusan yang diambil justru tidak membawa hasil yang baik, kehilangan satu per satu orang yang dimatanya terdapat kedamaian, sampai akhirnya merasa terlalu lelah untuk sekedar bermimpi. Bukan, saya tidak tengah mempertanyakan tentang keyakinan akan keberadaan Tuhan, tapi saya sedang mencari pembenaran atas sikap manja-tidak dewasa-pesimis dalam diri ini. Tak satu pun dapat menjawab pertanyaan gila itu dan..

Viola! Saya mendapati hati ini menjawab malu-malu saat melihat sosok bos saya yang setengah baya dengan rambut putih yang mulai rontok.
Bukankah semua orang mengalami proses ini? Namanya hukum alam, semua orang harus gagal, kalah, salah, patah hati, kehilangan orang-orang penting dalam hidup mereka untuk menjadi lebih dewasa dan akhirnya tua, lalu memberikan petuah kepada yang lebih muda, agar bisa lebih kuat ketika menghadapi keadaan yang nyaris sama atau sukur2 tidak mengalami kegagalan yang sama.

Lalu pertanyaan lain pun muncul (nanya mulu yah kaya turis ;p)
Apa saya sebegitu lugu dan naïf berharap dapat menghindari semua proses itu dengan tidak merasakan sedikitpun kesulitan dalam hidup?
Lantas melepaskan tanggung jawab atas diri saya sendiri?

Ternyata saya memang butuh banyak belajar, rasanya masih pantas jika saya menyebut diri saya bocah tua ingusan



bahkan berlian pun harus dipoles agar terlihat keindahannya
ijinkan aku untuk terus dekat denganMu, agar selalu mengambil hikmah dari tiap cobaan itu