Monday, February 7, 2011

the top, from there



from there
view higher and wider
watch the step
be careful with what spin inside the head
live the life

Wednesday, February 2, 2011

saya naif bukan david

Sebutlah begitu. Tapi jangan anggap itu nama terlebih julukan baku.
Cangkang. Kuatnya melindungi sekaligus menutupi.
Saya hidup dalam cangkang yang terlalu nyaman untuk ditinggalkan dan membahayakan ketika memutuskan untuk melihat-lihat dunia di luarnya.

Di dalam sana, semua sama, kami bertuhan satu dan memegang keyakinan kami secara utuh. Masih dekat dan lekat ingatan tentang pelajaran yang mengharuskan saya menjadi makhluk jujur, dapat dipercaya, cerdas, menghormati sekaligus bertanggung jawab.
Disana hangat, mungkin karena penuh doa dan firasat-firasat baik. Berwarna, karena siapa saja bebas menjadi dirinya. Dan yang terpenting, Saya berhasil merasa sangat hidup.

Disini dingin dan gelap. Padahal tiap hari matahari meleburkan panasnya dengan suka cita, tapi tak ada yang suka warna, lebih baik jika semua sama, katanya.
Jangan pernah jadi manusia. Berhenti merasa, disini tak boleh ada asa.
Setiap kata, diulang, dan dipastikan tidak percuma.
Tanpa ba-bi-bu tau-tau saya layu. Biar pun begitu, toh saya berhasil melewatinya dengan napas yang menempel.


Satu dua satu dua. Membumbung. Mengumpul. Membentuk makna. Bahwa hidup saya bukan sekedar penambalan kekurangan. Bahwa, kehidupan memberi banyak tanda untuk setiap perkara dan saya tidak boleh berhenti bertanya. Bahwa, semesta benar-benar raya dengan aneka rupa dan saya jangan pernah tutup panca indera. Dan bahwa tuhan saya maha penyimpan rahasia serta maha penjaga setiap hambanya.



Saya, kamu, dia, mereka, semua berwarna, buka, terimalah. Itu saja.