Wednesday, February 18, 2009

ekspektasi bukan ekstasi

high expectation, over expected..
entah ini sebuah kelebihan atau kekurangan, kadang saya menjadi orang yang cenderung berharap terlalu besar baik pada seseorang atau sebuah proses. Atau menurut para ahli bahasa mengistilahkan dengan kata idola, dan ketika sang idola menunjukkan satu perilaku kurang terpuji maka habislah rasa "mendewakan" tersebut.
Bisa dibilang hal inilah yang sedang melanda saya, mungkin kata idola kurang tepat tapi kondisi saya lebih pada konotasi menghormati yang bahasa engleisnya respect (hihi..).
Mr. X (sebutlah namanya begitu), menjadi orang yang sangat saya hormati dan banggakan (bahkan membayangkan bisa bertatap muka dengannya setiap hari saja saya sudah sangat senang apalagi berdiskusi tentang banyak hal, widiiiiih.. merinding!!).
Hari berlalu bulan pun berganti, semakin banyak yang saya tahu tentang Mr. X ini. Bukan dari hasil bergosip atau sibuk membuntuti, (bisa dikatakan saya termasuk pengamat yang baik..memperhatikan dengan seksama gitu loh)hanya dari satu dua gerakan dan kata yang terpaksa (menurut saya) ia ucapkan ketika berpapasan atau perlu bantuan. Yap betul, kami ternyata tidak pernah berdiskusi panjang lebar seperti cita-cita saya sebelumnya, wong ngobrol aja kayanya dia males (males liat muka saya kali, hiks!).

Kecewa..
Sangat sedih dan tidak mau percaya, namun itulah dia, Mr. X seorang manusia biasa yang ternyata tidak sesempurna gambaran dalam pikiran saya sebelumnya (padahal gambaran pikiran saya juga udah gak bagus2 amat loh, suwer!).

Akhirnya saya berkata pada diri sendiri seperti ini "saya mungkin memang bukan seorang yang pantas Anda anggap sebagai teman, tidak ada yang bisa dibanggakan (belum), bisa menjatuhkan pamor Anda tapi its just matter of time, i made promise to my self that I'll make my life bigger and better than yours"

Ya, saya marah dan awalnya merasa terhina (how dare you hah?? gaya film2 hollywood) sekarang udah gak lagi kok. Prestasi bisa menentukan gengsi dan sebuah ekspektasi bukan pil ekstasi tapi bisa menambah motivasi (ahaaay.. mari rayakan kembalinya setan rime dalam hidup saya, hehehe).

Bagaimana pun juga saya merasa wajib berterimakasih kepada salah satu guru dalam hidup saya ini, banyak hal yang dia ajarkan termasuk untuk berhenti memiliki ekspektasi yang berlebihan. Makasih yah!!


hati-hati ada aksi tersembunyi yang sungguh bikin miris hati..

say hello to Mr. Ridwan??

hwaaaaaa.. sudah 1 bulan saya gak posting apa2!!
Sudah pasti saya menyalahkan kerjaan sebagai penyebabnya (klise banget deh..!) tapi ya emang bener begitu keadaannya, wong saya sampe enek liat buku atau majalah tebal (ahahaha penulis bisa bete ngeliat tulisan.. manusia yang aneh!).
Dan kemarin ditengah2 keribetan kerjaan, saya yang terburu2 mau solat (soalnya udah hampir habis waktu dan terpaksa solat di ruang meeting) dikagetkan oleh seorang OB, begini kira2 percakapan kami:

OB: wah mba, mau solat ya?
Saya: mau mandi, ya solat lah maaas.. (nyengir)
OB: oh.. saya titip salam dong mba, ke pak ridwan
Saya: hah? pak ridwan siapa mas?
OB: @$%^#*! (suaranya menghilang dibalik pintu)

Percakapan sambil lalu itu pun terlupakan begitu saja, sampai ketika saya solat asar dan lagi2 orang yang sama memulai percakapa yang sama

OB: mau asar ya mba
Saya: yup
OB: salam buat pak ridwan yah mba
Saya: pak ridwan mana?
OB: loh katanya mau solat, masa mba gak kenal sama pak ridwan
Saya: eh? emang dia siapa sih? gak kenal mas
OB: ituuu.. malaikat yang jagain pintu surga
Saya: (tersenyum geli) ooowalah!! sip kalo gitu, nanti kita ketemu didalem aja lah ya??
OB: amin.. siapa duluan yang masuk nih mba?
Saya: saya dong.. hehehehehe, yang pentingkan masuk, mau duluan atau belakangan gak penting lah, iya gak??

Kadang ditengah kesibukan dan kepenatan humor kecil kaya gitu selain bikin keruwetan sedikit berkurang, dan membuat saya pingin sering2 solat biar ketemu pak Ridwan.



Makasih ya mas eko!!