Thursday, November 6, 2008

dulu, kemarin, hari ini dan mungkin hingga nanti

"nyaman" sekarang berubah jadi "kenapa ya?" terlalu banyak pertanyaan demi meminta sebuah penjelasan yang membuatnya berubah.
Masih segar diingatan, dulu seorang teman mewanti-wanti agar berhati-hati dengan hati, "tenang deh, nothing happen, sejauh ini gada dan belum terjadi apa-apa. Seneng aja, dia bisa bikin ketawa, jail, temen curhat. Menambah semangat ngantor ditempat busuk itu" jawaban enteng sambil petantang-petentang di 'bekas' kampus.
Perasaan konyol itu muncul, jangankan dia, semua juga bertanya-tanya. "apa uda gila? mengingkari janji pada diri sendiri? siap dengan semua konsekuensi? termasuk patah hati?"
Diam..
Begitu saja hubungan itu terpaut, tanpa arah namun terkesan lebih serius. Tapi apa artinya jika setiap hari dahi harus berkerut dipusingkan dengan hal sepele.
"berdua itu susah, lebih mudah jika sendiri saja. Kenapa bisa begitu?"
Siapa yang salah, si perkasa yang tiba-tiba punya hormon manja atau memang dia terlalu tak peka?
Entahlah..
Seolah lelah menghadapi gelisah dan segumpal resah yang tak kunjung mendapat kepastian, maka berakhirlah sudah
semuanya

Seandainya kita bisa bicara..
Layaknya dua dewasa
Mungkin sayang itu masih ada
Sebenarnya banyak yang ingin ku bagi dan ku dengar semua cerita




Tapi...
sudahlah

2 comments:

Ivan Jenggot said...

yup...saya terharu membaca tulisanmu. sampaikan salam saya padanya hehehee

tongsampahtumah said...

salam balik katanya..
pingin kenalan tuh dianya juga :)