Thursday, November 27, 2008

asumsi

Lagi bete dengan ‘asumsi’ atau istilah gampangnya opini yang seenaknya dilontarkan tanpa dipikir lagi. Gak ganggu sih tapi bikin males, gini nih kalau cuma dapet dari satu sumber (emang ada sumbernya?? Kayanya sibuk mengartikan sendiri..ugh!). Coba diliat dulu masalahnya, infonya harus jelas jangan tiba-tiba komentar, bukannya mencairkan masalah malah bisa jadi sumber masalah. Bikin kuping yang denger merah dan marah. Ah biarlah, mungkin dia butuh pendidikan kehidupan yang lebih tinggi dari sekedar gelar sarjana. Udah ah, pingin membenahi hidup yang makin hari terasa makin kusut. Mudah-mudah gak jadi busuk (aduh bahasa gw kasar banget deh).
Masih tentang asumsi, kalau dikaitkan ke dunia gw (kesannya dunia gw kaya gimana gitu ya?). Masuk dikit ke pembahasan tentang iklan nih, kayanya menarik kalau dibahas lebih lanjut tentang asumsi. Sebenernya apa sih yang dijual orang iklan? Produk? Jasa? Nope! Kami menjual ‘asumsi’ bahasa kerennya awarness.
Well, menurut KBBI Daring, asum•si n 1 dugaan yg diterima sbg dasar; 2 landasan berpikir krn dianggap benar; meng•a•sum•si•kan v menduga; memperkirakan; memperhitungkan; meramalkan.
Menjadikan penikmat iklan (hehe, emang ada ya??) dalam hal ini konsumen berasumsi tentang brand/produk yang kita jual. Asumsi yang seperti apa? ya tergantung target yang mau digaet (masa oloh! Bahasa kupiriter). Ada yang dengan memakai brand A akan jadi gagah atau produk C menjadikan anak lebih pintar. Yang jelas, pengiklan harus bisa membuat konsumen yakin akan asumsi yang ia miliki sampai akhirnya ada motif (baca: keinginan untuk mencoba) dan sukur-sukur (depends pada bagus tidaknya produk) bisa jadi top mind awarness. Bedanya kalau ‘asumsi’ sendiri terjadi karena kurang informasi atau sok-tau sendiri, nah kalau membuat asumsi pada iklan berdasarkan informasi yang memang dicari (sebanyak mungkin kalau bisa). Semakin banyak data tentang konsumer behavior atau yang biasa kita dengan muka berbinar bilang ‘ini nih insightnya!!’ maka semakin dekat kita dengan target, artinya semakin mungkin konsumen menangkap ‘perangkap asumsi’ yang kita suguhkan.

Ya kira-kira gitu deh..
Ilmunya anak kecil yang masih pentil dan suka ngupil (halaaaah!!)

No comments: